Sebelum acara buka puasa
bersama dimulai, diadakan pula diskusi mengenai kiat menuntut ilmu di negeri
asing dan bagaimana menjadi mahasiswa aktif yang berbasis kompetensi. Kedua
topik tersebut dibawakan oleh Sohibul dan Ridwansyah.
Sempat mengenyam pendidikan di
Institut Pertanian Bogor (IPB) selama tiga semester, Sohibul Iman memutuskan
untuk menyelesaikan seluruh pendidikan tingginya, mulai dari S-1 sampai dengan
S-3 di Jepang. Bertolak dari pengalaman bertahun-tahun menimba ilmu di negeri
sakura, tentu hal tersebut memberikan cerita tersendiri bagi Sohibul yang
diharapkan mampu memompa semangat para penerima beasiswa Bidik Misi ITB
angkatan 2013.
Dia mengatakan bahwa menjadi
mahasiswa aktif berbasis kompetensi, bisa dibuktikan dengan catatan organisasi yang
pernah dia ikuti, antara lain Institute
for Science and Technology Studies (ISTECS), Yayasan Pendidikan Nurul Fikri
(YPNF), Hokuriku Scientific Forum
(HSF), Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI), Yayasan Inovasi
Teknologi (YIT), dan lain-lain.
”Tidak menjadi masalah seperti
apa negeri asing tempat kita menimba ilmu, semuanya tergantung dari motivasi
dan tujuan awal kita berangkat. Satu lagi, kita harus mampu menciptakan
lingkungan yang baik agar tidak terjerumus pergaulan yang buruk,” ujarnya yang
dilansir dari laman ITB, Rabu (24/7/2013).
Sesi selanjutnya dilanjutkan
dengan diskusi bersama Ridwansyah Yusuf Achmad, yang juga akrab dipanggil Kang
Ucup. Alumnus Teknik Perencanaan Wilayah Kota yang juga pernah menjabat sebagai
Presiden Keluarga Mahasiswa ITB tersebut, turut berbagi pengalamannya menimba
ilmu di luar negeri, kali ini di negeri Tulip. Selain sibuk menempuh master Governance, Policy, and Political Economy
di Institute of Social Studies of Erasmus
University Rotterdam kang Ucup juga diamanahi menjadi Sekretaris Jenderal
PPI Belanda.
Dia memberikan beberapa tips untuk menjaga
semangat berkuliah di luar negeri, antara lain adalah fokus, yakin, dan
bernyali besar. ”Keyakinan merupakan langkah pertama, meskipun ketika itu
kita tidak bisa melihat jalan kita. Tidak ada mimpi yang terlalu jauh, yang ada
adalah usaha yang terlalu sedikit.” tutupnya. (okz)