Thursday 12 December 2013

Sibuk Organisasi Tetap Lulus Cumlaude

Ada yang bilang jika kegiatan organisasi yang diikuti saat kuliah dapat menjadi penghambat untuk lulus dan meraih nilai memuaskan karena menyita waktu untuk belajar. Namun anggapan tersebut tidak berlaku bagi Chita Faradilla.

prosesi pengesahan kesarjanaan dengan memindah tali toga dari kiri ke kanan.
Mahasiswa jurusan Pendidikan Guru PAUD Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) itu berhasil meraih gelar sarjana dengan meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) tertinggi untuk jenjang S-1, yaitu 3,83. Prestasi tersebut mampu ditorehkan Chita meski mengikuti berbagai kegiatan organisasi kemahasiswaan.

Menurut gadis kelahiran Bantul, 28 Oktober 1990 itu, rahasia untuk meraih IPK cumlaude adalah melakukan yang terbaik dan semaksimal mungkin. Dalam perkuliahan, warga Kanoman, Banguntapan, Bantul itu menggunakan paket SKS yang ditetapkan oleh kampus karena baru angkatan kedua.

Saya berusaha mempertahankan IP di atas 3,5. Caranya tentu saja dengan belajar di sela kesibukan saya dalam berorganisasi. Karena dengan menjadi aktivis, saya mendapat banyak pengalaman dari organisasi, ujar Chita, seperti dikutip dari situs UNY, Kamis(12/12/2013).

Alumni SMAN 5 Yogyakarta itu mengaku, telah mendapatkan pekerjaan sebagai guru di sebuah TK di Yogyakarta. Bahkan, pekerjaan tersebut diperoleh sebelum Chita wisuda. Hal tersebut, lanjutnya, merupakan manfaat yang diperoleh atas bekal materi dan praktik yang diperoleh selama perkuliahan.

Kegiatan praktik menghadapi siswa PAUD baru pada saat KKN dan observasi, namun pada semester sebelumnya telah dibekali dengan teori tentang pedagogik. Sekarang, saya  telah mengajar pada sebuah TK di Yogyakarta, sejak sebelum wisuda, ungkap putri sulung M Imam Taufik itu.

Riyani (kiri) mahasiswi lulus tercepat dan Chita Faradilla (kanan) IPK tertinggi 
Cerita berbeda datang dari Riyani. Mahasiswa jurusan Pendidikan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UNY itu dinobatkam sebagai lulusan termuda dalam wisuda UNY periode Desember 2013. Dara kelahiran Magelang, 25 Desember 1992 itu tersebut berhasil meraih gelar sarjana dalam usia 21 tahun.

Alumni SMAN 1 Muntilan itu menyatakan, telah memasuki jenjang SD sebelum umurnya mencapai tujuh tahun. Alasan Riyani sederhana, dia ingin bersekolah seperti teman-teman sebayanya.

Pada saat itu Riyani berstatus dititipkan karena secara umur masih belum bisa masuk SD. Namun apabila bisa mengikuti pelajaran dia diizinkan melanjutkan pendidikan tersebut. Dari sinilah warga Kragilan, Progowati, Mungkid, Magelang tersebut terpacu semangatnya untuk selalu menjadi yang terbaik.

Hal itu saya buktikan dengan selalu meraih posisi lima besar sejak kelas 1 hingga kelas 6. Saya tidak menemui kesulitan selama menempuh pembelajaran sejak SD hingga perguruan tinggi, urai Riyani yang meraih IPK 3,68 itu.