TIDAK hanya guru, pengawas sekolah, kepala sekolah maupun
stakeholder pendidikan yang berhubungan dengan sekolah saja yang dapat
mengembangkan manajemen sekolah. Tapi masyarakat juga ikut berpartisipasi agar
sekolah mengalami kemajuan dari kerjasama tersebut.
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
Universitas Sumatera Utara (USU) Prof Badaruddin mengatakan, perlu pemberdayaan
semua pihak untuk mengembangkan manajemen sekolah. Hal itu disampaikannya dalam
dialog interaktif pendidikan untuk Kepala SMA/MA se Kota Medan.
Di hadapan puluhan kepala sekolah SMA/MA se-Kota Medan,
Badaruddin mengimbau, perlunya pemberdayaan semua pihak baik warga sekolah
maupun masyarakat, sangat penting dilakukan karena hal itu penting demi
kemajuan pendidikan.
“Selama ini, kita melihat memang ada pemberdayaan di sekolah
seperti komite sekolah. Namun yang terjadi adalah banyaknya pengurus komite
sekolah yang bukan berasal dari orangtua siswa, sehingga hanya segelintir pihak
saja yang bisa diajak berbicara terkait kemajuan sekolah,” ujar Badaruddin,
seperti dilansir laman USU, Senin (22/9/2014).
Solusinya adalah warga sekolah dan masyarakat diajak
bekerjasama, urung rembug, untuk bagaimana peningkatan kualitas di dalam
sekolah tersebut. melalui pemberdayaan manajemen sekolah, tentunya kualitas
sekolah akan semakin meningkat.
“Misalnya, bagaimana memberdayakan Bimbingan Tes dengan cara
melibatkan guru-guru untuk kemudian berdiskusi dengan para tentor hingga mereka
saling sharing untuk menemukan formulasi yang tepat untuk menjadikan
peningkatan mutu anak didik,” ucapnya.
Badaruddin mengusulkan kepada Kepala Dinas Pendidikan
(Kadisdik) Kota Medan untuk dapat lebih serius membangun kualitas sekolah di
Medan. Hal itu penting karena akan memberi dampak positif khususnya bagi Kota
Medan.
“Jika ada sekolah di Medan yang menjadi pilot project menjadi
sekolah terbaik, tentunya banyak dampak yang akan diperoleh, bukan hanya bagi dunia
pendidikan di Kota Medan namun juga bagi pengembangan ekonomi masyarakat,”
ungkapnya.
Selain itu, Pembicara Dialog Prof Dr Abdul Munir
menyampaikan, dunia pendidikan dikenalkan dengan pendekatan baru dalam
manajemen sekolah yang disebut sebagai manajemen berbasis sekolah (MBS). Di
Amerika Serikat (AS), pendekatan ini sebenarnya telah berkembang cukup lama.
Pada 1988 American of School
Administrators, National Association
of Elementary School Principals and National Association of Secondary School
Pincipals, menerbitkan dokumen berjudul school
based management, a strategy for
better learning.
“Munculnya gagasan ini dipicu oleh ketidakpuasan atau
kegerahan para pengelola pendidikan pada level operasional atas keterbatasan
kewenangan yang mereka miliki untuk dapat mengelola sekolah secara mandiri.
Kepala sekolah merasa tidak berdaya karena terperangkap dalam ketergantungan
berlebihan terhadap konteks pendidikan,” tutur Abdul.
Akibatnya, peran utama mereka sebagai pemimpin pendidikan
semakin dikerdilkan dengan rutinitas urusan birokrasi yang mengumpulkan
kreativitas berinovasi. Satu cara yang berguna dalam menyimpulkan adalah
melihat tantangan sebagai satu cara menciptakan suatu jenis sistem pendidikan
baru yang sesuai abad ke-21.
“Kita membutuhkan sistem-sistem baru yang terus-menerus mampu
merekonfigurasi kembali dirinya untuk menciptakan sumber nilai publik baru. Ini
berarti secara interaktif menghubungkan lapisan-lapisan dan fungsi tata kelola
yang berbeda, bukan mencari cetak biru yang statis yang membatasi berat
relatifnya,” katanya.
Abdul menambahkan, pertanyaan mendasar bukannya bagaimana
secara tepat dapat mencapai keseimbangan yang tepat antara lapisan-lapisan
pusat, regional, dan lokal atau antara sektor-sektor berbeda seperti publik,
swasta, dan sukarela, justru kita perlu bertanya bagaimana suatu sistem secara
keseluruhan menjadi lebih dari sekedar jumlah dari bagian-bagiannya?. Secara
sederhana, manajemen berbasis sekolah bukanlah senjata ampuh yang akan
mengantar pada harapan reformasi sekolah.
“Bila diimplementasikan dengan kondisi yang benar, mereka
menjadi satu dari sekian strategi yang diterapkan dalam pembaharuan
terus-menerus dengan strategi yang melibatkan pemerintah, penyelenggara, dan
dewan manajemen sekolah dalam satu sistem sekolah,” imbuhnya.
ANTARANEWS.Com