Friday 5 July 2013

Badan Bahasa Perbanyak Kosakata



Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berupaya memperbanyak kosakata bahasa Indonesia hasil serapan dari berbagai bahasa daerah yang ada.
"Selama ini kan banyak kosakata bahasa Indonesia yang diambil dari istilah asing, seperti Inggris atau Latin," kata Kepala Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud Prof Mahsun di Semarang, Selasa.
Hal tersebut diungkapkannya usai seminar internasional bertema Language Maintenance and Shift III yang diprakarsai Program Magister Linguistik Universitas Diponegoro bekerja sama dengan Balai Bahasa Jawa Tengah.
Dengan banyaknya penyerapan istilah asing, terutama bahasa Inggris itu ke dalam kosakata Indonesia, kata dia, semakin lama dikhawatirkan akan memunculkan anggapan bahasa Indonesia sebagai bagian bahasa Inggris.
"Apalagi, penyerapan istilah asing dilakukan semata adaptasi fonologis, misalnya kata 'bus' dalam bahasa Inggris yang diserap sama persis dalam bahasa Indonesia. Banyak lagi adaptasi fonologis semacam itu," katanya.
Padahal, kata dia, Indonesia kaya sekali akan bahasa daerah yang berasal dari berbagai etnis yang mengandung kearifan lokal dan sebenarnya sangat berpotensi untuk diserap ke dalam kosakata bahasa Indonesia.
"Kita kan sebenarnya punya banyak kosakata dari ratusan bahasa daerah. Kalau kita ambil kosakata dari bahasa daerah kan kearifan lokalnya ikut terbawa dibandingkan kita menyerap dari istilah asing," katanya.
Ia menjelaskan dari hasil pemetaan pada 2012 lalu mencatat sementara ini setidaknya ada 594 bahasa daerah yang sekarang ini masih dipergunakan, tetapi penelitian tersebut masih belum selesai di daerah Papua.
"Kalau nanti pemetaan di daerah Papua sudah selesai, diperkirakan ada 600 bahasa daerah yang dimiliki Indonesia. Itu belum termasuk bahasa daerah yang sudah punah karena tidak ada lagi penuturnya," katanya.
Karena itu, pihaknya mendorong Balai Bahasa di daerah-daerah untuk mengusulkan istilah-istilah lokal yang perlu diserap dalam bahasa Indonesia, sekaligus sebagai upaya untuk melestarikan bahasa dan kebudayaan lokal.
"Misalnya, istilah dalam bahasa daerah yang tidak ada padanannya. Selama ini yang paling banyak istilah Jawa yang diserap, tetapi mulai 2004 kami galakkan penyerapan dari bahasa-bahasa daerah lain," kata Mahsun.
Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Jateng Pardi Suratno mengatakan pihaknya tengah memetakan dan mengkaji istilah-istilah dalam bahasa daerah yang akan diusulkan penyerapannya ke dalam kosakata bahasa Indonesia.
"Kami masih kaji, sudah ada beberapa kosakata yang akan diusulkan untuk diserap ke dalam bahasa Indonesia. Melalui penyerapan kosakata bahasa daerah ini kan bisa melestarikan kebudayaan lokal," katanya.
ANTARA News | Tuesday, July 02, 2013 5:30 PM

No comments:

Post a Comment