Friday 19 July 2013

Dirga Sakti, Vaksinolog UI Pertama & Termuda di Dunia

JAKARTA - Umumnya masyarakat memahami bahwa vaksin berfungsi untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Namun, banyak yang berpendapat, imunisasi hanya dibutuhkan oleh bayi dan anak, sementara orang dewasa tidak perlu lagi karena sistem kekebalan tubuhnya sudah terbentuk. Benarkah?

dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc
Padahal, setiap tahunnya, puluhan ribu orang dewasa meninggal dan ratusan ribu lainnya dirawat di rumah sakit karena penyakit yang sebenarnya dapat dicegah dengan vaksinasi.
"Tidak banyak yang tahu dan peduli akan vaksinasi bagi orang dewasa. Gaya hidup saat ini, seperti pemakaian tato dan tindik membuat pengguna rentan terinfeksi penyakit hepatitis B," jelas vaksinolog Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) dr. Dirga Sakti Rambe, M.Sc (VPCD), seperti dikutip dalam siaran pers yang diterima Okezone, Jumat (19/7/2013).
Selain itu, tambah dokter yang tengah gencar-gencarnya menyosialisasikan pentingnya melakukan imunisasi dewasa ini, mengonsumsi makanan di pinggir jalan yang tidak bersih juga sebagai salah satu pemicu timbulnya penyakit hepatitis A dan demam tifoid.
"Atau ketika ingin bepergian lintas negara, orang dewasa juga perlu diberikan vaksin meningitis dan vaksin influenza," lanjutnya.
Namun sayangnya, belum banyak dokter di dunia yang melanjutkan pendidikannya ke bidang ilmu vaksinologi. Berangkat dari sini, Dirga, seorang dokter lulusan UI, menjadi Vaksinolog pertama di Indonesia dan termuda di dunia pada usia 27 tahun.
Ia melanjutkan studinya dengan mengambil master vaksinologi di University of Siena, Italia, di mana ia menjadi satu dari 13 orang yang terpilih dari ratusan pelamar di seluruh dunia.
Saat ini, Dirga telah kembali ke Indonesia dan siap mengaplikasikan ilmunya bagi masyarakat Indonesia. Ia sangat peduli pada peningkatan kepedulian masyarakat Indonesia akan imunisasi dewasa, Dirga menolak pendapat sebagian masyarakat yang mengatakan bahwa vaksinasi merupakan tindakan memasukkan kuman penyakit ke dalam tubuh.
"Vaksin adalah sesuatu yang menyerupai kuman yang direkayasa secara bioteknologi sehingga nantinya tubuh dapat mengenalinya seperti saat tubuh mengenali kuman. Dengan begitu, tubuh dapat meresponnya dengan antibodi yang kuat. Selain vaksin untuk pencegahan, sekarang tengah berkembang vaksin terapeutik untuk kanker prostat dan kanker paru, namun proses pembuatan vaksin membutuhkan waktu yang tidak sebentar," tukasnya.
Sekadar informasi, sosialisasi imunisasi dewasa juga telah dilakukan oleh Satgas Imunisasi Dewasa Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI). Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI telah beberapa kali mengadakan pelatihan bagi dokter-dokter di daerah, sehingga nantinya dokter-dokter dapat menyediakan layanan vaksinasi di tempat prakteknya.
Diharapkan dengan hadirnya seorang Vaksinolog pertama di Indonesia ini dapat menjadi inspirasi dan pembuka jalan bagi mahasiswa kedokteran lainnya untuk menjadi seorang vaksinolog yang mampu mengembangkan penelitian dan temuan inovatif di bidang kedokteran serta mendukung Indonesia sadar Imunisasi Dewasa. (okz)

No comments:

Post a Comment