*****
Wapres: Jangan Takut Hadapi Kurikulum
Baru
Wakil
Presiden Boediono meminta guru dan murid jangan takut menghadapi kurikulum baru
yang akan dimulai pada tahun ajaran 2013, mengingat penyusunannya sudah
dilakukan sistematis dan melibatkan pemangku kepentingan.
"Kurikulum baru nanti bukan dibentuk
satu atau dua orang tapi dirumuskan oleh tim," kata Wapres saat
silaturahim Wapres dengan siswa-siswi SMA, SMK dan MA se Kota Ternate.
Wapres berada di Ternate untuk menghadiri
puncak Peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial (HKSN).
Hadir dalam acara itu antara lain Ibu
Herawati Boediono, Menteri Sosial Salim Segaf Al-Jufrie, Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Azwar Abubakar, Menteri Kesehatan
Nafsiah Mboi, serta Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim.
Pernyataan Wapres tersebut disampaikan
menjawab pertanyaan guru mengenai rencana Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
merubah kurikulum SD, SMP, dan SMA sederajat pada tahun ajaran 2013.
Menurut Wapres, perbaikan kurikulum ini
dimaksudkan dalam upaya untuk menciptakan mutu pendidikan yang lebih baik,
sehingga harus dikelola dengan baik.
"Pendidikan harus ditangani
sebaik-baiknya dan kemampuan harus kita ukur memenuhi standar untuk
mempersiapkan anak-anak jadi pemimpin yang handal," katanya.
Wapres Boediono mengatakan, pemerintah serius
dalam menyiapkan generasi muda karena mereka akan melanjutkan kepemimpinan
estafet agar jadi bangsa maju unggul dan disegani.
Wapres juga menyoroti mengenai pentingnya
aspek pembentukan karakter, sifat dan kepribadian.
"Pembentukan karakter sangat sulit beda
dengan pengajaran keterampilann" katanya.
Menurutnya, kalau keterampilan mudah
dipelajari karena ada buku dan internet dan dari segi teknis kemampuannya luar
biasa. Namun yang sampai sekarang ini belum terpecahkan adalah bagaimana
mendidik aspek karakter, mengingat di internet dan buku tidak ada.
Wapres
menilai cara terbaik untuk membentuk karakter adalah mencontoh dan melihat yang
nyata dengan mata kepala sendiri.
Antara.com | Rabu, 12
Desember 2012 |
Kurikulum 2013, Nama Baru Konsep Jadul
Perubahan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum baru pada 2013
mendatang dianggap tidak membawa sesuatu yang baru. Konsep kurikulum baru ini
dinilai sudah pernah muncul dalam kurikulum yang dulu pernah digunakan.
Anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Golkar,
Ferdiansyah, mengatakan bahwa konsep proses pembelajaran yang mendorong agar
siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar ini sebenarnya sudah diterapkan
pada puluhan tahun silam dengan nama Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
"Itu sebenarnya kan sudah pernah ada
dalam kurikulum 1975 kalau tidak salah. Namanya CBSA, saya kan hasil dari CBSA
itu," kata Ferdiansyah di Jakarta, kemarin.
Sekretaris Jendral National Education Watch, Jonner Sipangkar, mengatakan hal senada
bahwa konsep yang diusung pada kurikulum baru ini tidak ada yang baru. Semua
yang coba digagas oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini hanya
mengulang kurikulum yang dulu pernah digunakan.
"Tidak ada yang baru sebenarnya. Itu kan
sama seperti CBSA, mendorong siswa untuk aktif. Lalu apa yang baru? Ini ganti
nama saja artinya," ujar Jonner.
Ia juga menambahkan bahwa alasan yang
dikemukakan oleh pihak kementerian juga tidak memiliki landasan kuat, bahkan
terkesan hanya opini. Tidak ada hasil riset tentang dampak dari KTSP yang
membuatnya harus diganti, tentu menjadi pertanyaan bagi publik mengenai
perubahan kurikulum ini.
"Memang
pemerintah memberi alasan, tapi itu seperti hanya bohong-bohongan saja karena
wujudnya opini. Tak ada hasil riset kenapa kurikulum harus diubah,"
tandasnya.
KOMPAS.com | Jumat, 21 Desember 2012 |
No comments:
Post a Comment