Kurikulum Baru Utamakan Kompetensi
Berimbang
Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan segera memaparkan mengenai
perombakan kurikulum yang akan dilakukan untuk tahun ajaran 2013/2014 kepada
Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono. ”Kurikulum baru ini lebih
mengutamakan kompetensi anak yang tecermin dalam tiga hal,” kata Musliar Kasim
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Musliar Kasim mengatakan bahwa materi yang
akan disampaikan kepada Wakil Presiden masih ada kemungkinan berubah. Hal
tersebut tergantung masukan yang diberikan oleh orang nomor dua di Indonesia
tersebut.
"Yang disampaikan besok juga belum
final. Tapi kami lebih utamakan untuk mendapatkan kompetensi yang berimbang.
Jadi yang pertama attitude.
Selanjutnya skill dan knowledge," kata Musliar.
Sementara untuk jumlah mata pelajaran
masing-masing jenjang sekolah akan diajukan sesuai dengan yang telah
diberitakan sebelumnya. Untuk tingkatan sekolah dasar (SD), hanya akan ada enam
mata pelajaran wajib, yaitu PPKn, Agama, Matematika, Bahasa Indonesia, Seni Budaya,
dan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes).
Untuk jenjang SD ini, Kemdikbud memang lebih
menitikberatkan pada pembentukan sikap sehingga diharapkan muncul generasi yang
tidak hanya cerdas, tetapi juga mempunyai sikap yang baik dan bijak ke depannya.
"Untuk mata pelajaran wajib tetap enam.
Tapi itu bukan berarti tidak ada sains. Sains tetap ada untuk anak SD tapi
diintegrasikan dengan mata pelajaran lain," katanya.
Seperti
diketahui, kurikulum baru yang akan diberlakukan pada tahun ajaran 2013/2014 ini
memiliki sasaran dalam setiap jenjang. Untuk tingkat SD, diprioritaskan untuk
pembentukan sikap. Sementara tingkat SMP difokuskan untuk mengasah keterampilan
dan untuk tingkat SMA dimulai membangun pengetahuan. Kurikulum baru fokus pada attitude, skill, dan knowledge.
Antara.com | Senin, 12-11-2012 |
*****
Kurikulum Pendidikan Berubah
Pemerintah akan
merubah kurikulum Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah
Menengah Atas (SMA) serta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)dengan menekankan
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik melalui penilaian berbasis test dan
portofolio saling melengkapi.
"Siswa untuk mata pelajaran tahun depan
sudah tidak lagi banyak menghafal, tapi lebih banyak kurikulum berbasis
sains," kata Mohammad Nuh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kantor
Wapres Jakarta, Selasa (13/11).
Mohammad Nuh mengatakan, orientasi
pengembangan kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi yang berimbang antara
sikap, keterampilan dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang
holistik dan menyenangkan. Untuk tingkat SD, saat ini ada 10 mata pelajaran
yang diajari yaitu pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, Bahasa
Indonesia, matematika, IPA, IPS, seni budaya dan keterampilan, pendidikan
jasmani olahraga dan kesehatan, serta muatan lokal dan pengembangan diri.
Tapi mulai tahun ajaran 2013/2014 jumlah mata
pelajaran akan diringkas menjadi tujuh, yaitu pendidikan agama, pendidikan
Pancasila dan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, matematika, seni budaya dan
prakarya, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, serta Pramuka.
"Khusus untuk Pramuka adalah mata
pelajaran wajib yang harus ada di mata pelajaran, dan itu diatur dalam
undang-undang," kata Nuh.
Salah satu ciri kurikulum 2013, khususnya
untuk SD, adalah bersifat
tematik integratif. Dalam pendekatan ini mata
pelajaran IPA dan IPS sebagai materi pembahasan pada semua pelajaran, yaitu dua
mata pelajaran itu akan diintegrasikan kedalam semua mata pelajaran.
Dikatakan untuk IPA akan menjadi materi
pembahasan pelajaran Bahasa
Indonesia dan matematika, sedangkan untuk IPS
akan menjadi pembahasan materi pelajaran Bahasa Indonesia dan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN).
Mendikbud mengatakan, kurikulum 2013 itu
diharapkan bisa diterapkan mulai tahun ajaran baru 2013, tapi sebelumnya akan
diuji publik sekitar November 2012.
"Masyarakat
bisa memberikan masukan atas setiap elemen kurikulum mulai dari standar
kompetensi lulusan, standar isi, standar proses hingga standar evaluasi. Adanya
uji publik ini diharapkan kurikulum yang terbentuk telah menampung aspirasi
masyarakat," papar Nuh.
Antara.com | Selasa, 13-11-2012 |
No comments:
Post a Comment