Friday 18 January 2013

Kurikulum 2013


Kurikulum Baru Utamakan Kompetensi Berimbang
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) akan segera memaparkan mengenai perombakan kurikulum yang akan dilakukan untuk tahun ajaran 2013/2014 kepada Wakil Presiden Republik Indonesia Boediono. ”Kurikulum baru ini lebih mengutamakan kompetensi anak yang tecermin dalam tiga hal,” kata Musliar Kasim Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.
Musliar Kasim mengatakan bahwa materi yang akan disampaikan kepada Wakil Presiden masih ada kemungkinan berubah. Hal tersebut tergantung masukan yang diberikan oleh orang nomor dua di Indonesia tersebut.
"Yang disampaikan besok juga belum final. Tapi kami lebih utamakan untuk mendapatkan kompetensi yang berimbang. Jadi yang pertama attitude. Selanjutnya skill dan knowledge," kata Musliar.
Sementara untuk jumlah mata pelajaran masing-masing jenjang sekolah akan diajukan sesuai dengan yang telah diberitakan sebelumnya. Untuk tingkatan sekolah dasar (SD), hanya akan ada enam mata pelajaran wajib, yaitu PPKn, Agama, Matematika, Bahasa Indonesia, Seni Budaya, dan Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (Penjaskes).
Untuk jenjang SD ini, Kemdikbud memang lebih menitikberatkan pada pembentukan sikap sehingga diharapkan muncul generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga mempunyai sikap yang baik dan bijak ke depannya.
"Untuk mata pelajaran wajib tetap enam. Tapi itu bukan berarti tidak ada sains. Sains tetap ada untuk anak SD tapi diintegrasikan dengan mata pelajaran lain," katanya.
Seperti diketahui, kurikulum baru yang akan diberlakukan pada tahun ajaran 2013/2014 ini memiliki sasaran dalam setiap jenjang. Untuk tingkat SD, diprioritaskan untuk pembentukan sikap. Sementara tingkat SMP difokuskan untuk mengasah keterampilan dan untuk tingkat SMA dimulai membangun pengetahuan. Kurikulum baru fokus pada attitude, skill, dan knowledge.
Antara.com | Senin, 12-11-2012 |
*****
Kurikulum Pendidikan Berubah
Pemerintah akan merubah kurikulum Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) serta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)dengan menekankan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik melalui penilaian berbasis test dan portofolio saling melengkapi.
"Siswa untuk mata pelajaran tahun depan sudah tidak lagi banyak menghafal, tapi lebih banyak kurikulum berbasis sains," kata Mohammad Nuh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Kantor Wapres Jakarta, Selasa (13/11).
Mohammad Nuh mengatakan, orientasi pengembangan kurikulum 2013 adalah tercapainya kompetensi yang berimbang antara sikap, keterampilan dan pengetahuan, disamping cara pembelajarannya yang holistik dan menyenangkan. Untuk tingkat SD, saat ini ada 10 mata pelajaran yang diajari yaitu pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, matematika, IPA, IPS, seni budaya dan keterampilan, pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan, serta muatan lokal dan pengembangan diri.
Tapi mulai tahun ajaran 2013/2014 jumlah mata pelajaran akan diringkas menjadi tujuh, yaitu pendidikan agama, pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, matematika, seni budaya dan prakarya, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan, serta Pramuka.
"Khusus untuk Pramuka adalah mata pelajaran wajib yang harus ada di mata pelajaran, dan itu diatur dalam undang-undang," kata Nuh.
Salah satu ciri kurikulum 2013, khususnya untuk SD, adalah bersifat
tematik integratif. Dalam pendekatan ini mata pelajaran IPA dan IPS sebagai materi pembahasan pada semua pelajaran, yaitu dua mata pelajaran itu akan diintegrasikan kedalam semua mata pelajaran.
Dikatakan untuk IPA akan menjadi materi pembahasan pelajaran Bahasa
Indonesia dan matematika, sedangkan untuk IPS akan menjadi pembahasan materi pelajaran Bahasa Indonesia dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKN).
Mendikbud mengatakan, kurikulum 2013 itu diharapkan bisa diterapkan mulai tahun ajaran baru 2013, tapi sebelumnya akan diuji publik sekitar November 2012.
"Masyarakat bisa memberikan masukan atas setiap elemen kurikulum mulai dari standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses hingga standar evaluasi. Adanya uji publik ini diharapkan kurikulum yang terbentuk telah menampung aspirasi masyarakat," papar Nuh.
Antara.com | Selasa, 13-11-2012 |


No comments:

Post a Comment